Jumat, 09 Desember 2016

COMPANY PROFILE

PENDAHULUAN

Pada saat kelas X semester 2 sekolah saya memberikan pengarahan Praktek Kerja Lingkungan kepada semua murid. kenapa harus kelas X ? kenapa tidak kelas XI ? karena pada waktu itu tahun ajaran 2013 yang mengharuskan siswa/i diharapkan PKL di masing-masing tempat yg mereka inginkan dan ada beberapa murid yg diharuskan untuk diberikan PKL dari sekolah karena sikap dan perilakunya baik untuk diberikan PKL.


AWAL MULA

Suatu hari saat saya kesekolah saya bertanya tentang apa itu PKL kepada guru saya lalu saya dijelaskan setelah dijelaskan saya diajak guru saya untuk PKL. Saya yg awalnya tidak tahu akan diberinya sebuah pengalaman PKL dari sekolah. Sempat kebingungan karena tidak tahu apa itu PKL ?. Setelah sempat bertanya-tanya kepada guru saya dan saya pun tahu apa yg itu PKL. Setelah saya tahu lalu guru saya pun bertanya saya mau atau tidak untuk PKL. Saya bingung dan terdiam sejenak lalu berfikir tentang pertanyaan guru saya, setelah berapa lama saya berfikir lalu saya mengiyakan pertanyaan tersebut dan akhirnya pun saya dikasih petunjuk arah jalan untuk pergi ketempat PKL. Setelah tau dimana tempat itu saya langsung pergi kesana sendiri. Dan setelah sampai tempatnya saya bertanya-tanya apa benar ini tempatnya kepada mba-mba yg sedang bekerja disitu. Lalu dia memanggil bosnya dan bosnya pun keluar, saya dan bosnya pun berbincang-bincang. Karena bosnya dan guru saya sudah kenal maka saya langsung diterima ditempat tersebut dan mulai bekerja besok.


PRAKTEK KERJA LINGKUNGAN ( PKL )

Setelah semuanya selesai lalu saya pergi dari sana dan pulang. Lalu keesokan harinya saya pun berangkat dari rumah untuk pergi ketempat saya diterima PKL tersebut.
Tempatnya berada didaerah perumahan proyek. Tempatnya seperti rumah untuk bekerja, yaitu home industri yg membuat berbagai macam boneka, bantal dan accessories. Dan saya bekerja sebagai desain grafis ditempat tersebut yg mendesain berbagai macam kebutuhan yg dibutuhkan oleh bosnya.

Nama home industri itu adalah Boneka Lucu. Websitenya www.bonekalucu.com. Perusahaan tersebut bekerja dibidang offline maupun online. Bisa memproduksi berbagai macam accessories untuk kebutuhan. Tujuan mereka untuk memuaskan pelanggan. home industri ini sudah berdiri lama sekali. Targetnya semua orang, dibawah remaja, yg sudah remaja ataupun diatas remaja.

Minggu, 28 Februari 2016

PENGERTIAN IP ADRESS

Pengertian IP Address

IP Adress merupakan deretan bilangan biner di antara 32 bit hingga 128 bit yang dipakai sebagai media untuk mengidentifikasi untuk setiap perangkat komputer yang terhubung pada jaringan komputer (intranet / internet). Bilangan biner 32 bit dipakai untuk setiap IP Address versi IPv4, sedangkan bilangan biner 128 bit digunakan untuk setiap versi IP Address IPv6.
IP Address nantinya akan berguna sebagai data identifikasi setiap device (komputer dan perangkat lainnya) yang terhubung ke jaringan komputer yang memanfaatkan internet protocol sebagai media penghubungnya.
Fungsi IP Address
Setelah mengetahui tentang pengertian IP Address, selanjutnya kami akan menginformasikan beberapa fungsi dasar dari sebuah IP Address, yaitu :
  1. Alat Identifikasi Host atau antar muka pada jaringan komputer
Fungsi IP Address yang pertama adalah sebagai alat identifikasi host ataupun antar muka jaringan komputer. Jika diilustrasikan seperti kehidupan nyata, maka IP Address berfungsi sebagai nama ataupun identitas seseorang. Dalam hal ini, seperti halnya nama, setiap komputer memiliki IP Address yang unik da berbeda antara datu dengan yang lainnya (yang terkoneksi pada satu jaringan komputer).
  1. Alamat Lokasi Jaringan
Fungsi IP Address yang kedua adalah sebagai penunjuk alamat lokasi jaringan. Jika kita ilustrasikan kembali dalam kehidupan nyata, maka IP address dapat diilustrasikan sebagai penunjukkan alamat rumah tempat tinggal seseorang. IP Address akan menunjukkan lokasi keberadaan sebuah komputer, berasal dari daerah mana, ataupun negara mana. Dalam hal ini, seperti halnya dalam kehidupan nyata, ada rute / jalan yang harus ditempuh agar data yang diinginkan bisa sampai ke komputer yang ingin dituju.
Kelas-kelas pada IP Adress
  1. Kelas A
IP Address kelas A digunakan untuk sedikit jaringan dengan jumlah host yang sangat banyak. IP Address kelas ini biasanya digunakan untuk jaringan-jaringan komputer yang tidak terlalu padat lalu lintas trafictnya.
  1. Kelas B
IP Address kelas B digunakan pada jaringan yang berukuran sedikit lebih besar / sedang dari IP Address kelas A.  Network IP kelas B biasanya mampu menampung sekitar 65.000 an host.
  1. Kelas C
IP Address kelas C memiliki kemampuan yang paling besar dibandingkan dengan dua kelas yang sebelumnya. IP Address kelas ini mampu dibentuk oleh lebih dari 2 juta network.


Struktur IP Address
Sturtur IP Address
Pada IPv4 Alamat IP terdiri dari bilangan biner sepanjang 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Tiap segmen terdiri atas 8 bit yang berarti memiliki nilai desimal dari 0 - 255. Luas area dari alamat IP ( range address ) yang bisa digunakan adalah dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai dengan 11111111.11111111.11111111.11111111. Jadi, ada sebanyak 232 kombinasi address yang bisa dipakai diseluruh dunia (walaupun pada kenyataannya ada sejumlah IP Address yang digunakan untuk keperluan khusus). Jadi, jaringan TCP/IP dengan 32 bit address ini mampu menampung sebanyak 232 atau lebih dari 4 milyar host. Untuk memudahkan pembacaan dan penulisan, IP Address biasanya direpresentasikan dalam bilangan desimal. Jadi, range address di atas dapat diubah menjadi address 0.0.0.0 sampai address 255.255.255.255. Nilai desimal dari IP Address inilah yang dikenal dalam pemakaian sehari-hari.
2.1 Konversi Bilangan Biner, Desimal dan Hexadecimal
Didalam hitungan matematika kita lebih mengenal bilangan desimal ( 0 � 9 ) dibanding bilangan biner ( 1 dan 0 ) atau hexadecimal ( 0 � F ). Disini akan dijabarkan tentang perubahan dari bilangan desimal ke biner atau dari biner ke hexadecimal. Konversi ini dibuat untuk memudahkan pengguna mengetahui struktur IP yang berbasiskan bilangan biner.
2.1.1 Mengubah bilangan desimal ke biner
Cara menghitung bilangan biner dari bilangan desimal adalah dengan metode membagi bilangan desimal dengan bilangan biner sambil memperhatikan hasil sisa pembagian.
Contoh:
(1)192
196
: 2
=
96
sisa 0
96
: 2
=
48
sisa 0
48
: 2
=
24
sisa 0
24
: 2
=
12
sisa 0
12
: 2
=
6
sisa 0
6
: 2
=
3
sisa 0
3
: 2
=
1
sisa 1
Bilangan biner nya adalah angka sisa akhir dibaca dari bawah keatas, yaitu : 11000000, dan untuk pembuktian konversi angka desimal ini bisa dibalik dengan cara merubahnya kembali menjadi bilangan biner.
2.1.2 Mengubah bilangan biner ke desimal
Cara menghitungnya adalah dengan membuat tabel dan memposisikan bilangan biner dengan satuan decimal sebagai berikut. Kemudian nanti jumlahkan angka desimal tersebut berdasarkan bilangan biner yang dimasukkan.
Contoh 1 :
Binary
1
1
0
0
0
0
0
0
Decimal
128
64
0
16
0
0
0
0
Jika bilangan biner 0 maka decimalnya dihitung 0 tapi jika angkanya 1 maka ia dihitung berdasarkan tabel desimal yang dimaksud. Dari tabel diatas didapatkan bilangan biner yang bernilai 1 tepat berada dikolom desimal 128 dan 64 sedangkan angka 0 disini tidak dihitung maka perhitungannya adalah 128 + 64 = 192.
Jadi Konversi dari bilangan biner 11000000 adalah 192
Contoh 2: tabel dibawah adalah bilangan biner 11111111
Biner
1
1
1
1
1
1
1
1
Decimal
128
64
32
16
8
4
2
1
Maka bilangan desimalnya adalah 128 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 2 + 1 = 255
2.1.3 Mengubah bilangan biner ke hexadesimal
Untuk mengubah bilangan biner ke hexadesimal, susun bilangan biner menjadi kelompok 4 bit. Mulai pengelompokkan dari bit dari kanan kekiri. Jika jumlah bit kelompok terakhir tidak cukup, tambahkan 0.
Hexadesimal
Biner
0
0000
1
0001
2
0010
3
0011
4
0100
5
0101
6
0110
7
0111
8
1000
9
1001
A
1010
B
1011
C
1100
D
1101
E
1110
F
1111














3.Pembagian Kelas IP Address
3.2.1IP versi 4 (IPv4)
Kelas IP addressUntuk pembagian kelas IP address saya gunakan standar IPv4 yang terdiri atas 32 bit angka binary. Dapat disimbolkan dengan angka sebagai berikut : Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi ke dalam dua buah bagian, yakni:
  • Network Identifier atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat Network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Alamat Network Identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.[2]
  • Host Identifier atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai Host Identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia berada.[2]
Ada 3 kelas address yang utama dalam TCP/IP, yakni kelas A, kelas B dan kelas C. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut
1.Kelas A
Struktur kelas A
Ciri-ciri dari kelas A adalah jika bit pertama bernilai 0, kelas ini untuk konfigurasi jaringan yang berskala besar. Dari angka 0 sampai 7 bit berikutnya merupakan bit network dan 24 bit selanjutnya dinamakan bit host. Dengan demikian hanya ada 128 network kelas A, yakni dari nomor 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx, tetapi setiap network dapat menampung lebih dari 16 juta (2563) host (xxx adalah variabel, nilainya dari 0 s/d 255). Range addressnya mulai dari 1 � 126.
2.Kelas B
Struktur kelas B
Ciri-ciri dari kelas B adalah jika 2 bit pertama bernilai 10, maka 14 bit berikutnya (16 bit pertama) merupakan bit network sedangkan 16 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat lebih dari 16 ribu network kelas B (64 x 256), yakni dari network 128.0.xxx.xxx - 191.255.xxx.xxx. Setiap network kelas B mampu menampung lebih dari 65 ribu host (2562). kelas ini untuk konfigurasi jaringan berskala menengah sampai yang berskala besar. Range addressnya mulai dari 128 � 191.
3.Kelas C
Struktur kelas C
Ciri-ciri dari kelas C adalah jika 3 bit pertama bernilai 110, maka 21 bit berikutnya (24 bit pertama) merupakan bit network sedangkan 8 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat lebih dari 2 juta network kelas C (32 x 256 x 256), yakni dari nomor 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx. Setiap network kelas C hanya mampu menampung sekitar 256 host. kelas ini untuk konfigurasi jaringan berskala kecil. Range addressnya mulai dari 192 � 223.
Selain ke tiga kelas di atas, ada 2 kelas lagi yang ditujukan untuk pemakaian khusus, yakni kelas D dan kelas E. Jika 4 bit pertama adalah 1110, IP Address merupakan kelas D yang digunakan untuk multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi (bedakan dengan pengertian network address yang mengacu kepada sejumlah komputer yang memakai bersama suatu network). Salah satu penggunaan multicast address yang sedang berkembang saat ini di Internet adalah untuk aplikasi real-time video conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint), menggunakan Multicast Backbone (MBone). Kelas terakhir adalah kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh kelas). Pemakaiannya dicadangkan untuk kegiatan eksperimen.
3.2.2 IP versi 6 (IPv6)
Selanjutnya akan dibahas sedikit mengenai IPv6, Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6 memiliki panjang 128-bit yang total alamatnya mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing.
IPv6 mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format. Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner: Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010
0000000011010011
0000000000000000
0010111100111011
0000001010101010
0000000011111111
1111111000101000
1001110001011010
setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A

Minggu, 17 Januari 2016

Rumus Average

Mengembalikan rata-rata (rata-rata aritmatika) dari argumen. Misalnya, jika rentang A1:A20 berisi angka, rumus =AVERAGE(A1:A20) akan mengembalikan rata-rata angka itu.

Sintaks

AVERAGE(number1, [number2], ...)
Sintaks fungsi AVERAGE memiliki argumen berikut:
  • Number1    Diperlukan. Angka pertama, referensi sel, atau rentang yang Anda inginkan rata-ratanya.
  • Number2, ...    Opsional. Angka tambahan, referensi sel, atau rentang yang Anda inginkan rata-ratanya, hingga maksimum 255.

Keterangan

  • Argumen bisa berupa angka atau nama, rentang, atau referensi sel yang berisi angka-angka.
  • Nilai logika dan teks representasi angka yang Anda ketikkan secara langsung ke dalam daftar argumen akan dihitung.
  • Jika rentang atau argumen referensi sel berisi teks, nilai logika, atau sel kosong, nilai-nilai itu diabaikan; akan tetapi, sel dengan nilai nol dimasukkan.
  • Argumen yang merupakan nilai kesalahan atau teks yang tidak dapat diterjemahkan menjadi angka menyebabkan kesalahan.
  • Jika Anda ingin menyertakan nilai logika dan teks representasi angka dalam suatu referensi sebagai bagian dari perhitungan, gunakan fungsi AVERAGEA.
  • Jika Anda ingin menghitung rata-rata nilai yang hanya memenuhi kriteria tertentu, gunakan fungsi AVERAGEIF atau fungsi AVERAGEIFS.
Catatan  Fungsi AVERAGE mengukur tendensi sentral, yang merupakan lokasi sentral sekelompok angka dalam distribusi statistik. Tiga ukuran umum tendensi sentral antara lain:
  • Rata-rata, yang merupakan nilai rata-rata aritmatika, dan dihitung dengan menambahkan sekelompok angka lalu membaginya dengan hitungan angka tersebut. Misalnya, rata-rata dari 2, 3, 3, 5, 7, dan 10 adalah 30 dibagi 6, yaitu 5.
  • Median, merupakan angka tengah sekelompok angka; jadi, separuh dari angka-angka tersebut mempunyai nilai yang lebih dari mediannya, dan separuh angka mempunyai nilai yang kurang dari median. Misalnya, median dari 2, 3, 3, 5, 7, dan 10 adalah 4.
  • Modus yang merupakan angka yang paling sering muncul dalam grup angka. Misalnya, modus dari 2, 3, 3, 5, 7, dan 10 adalah 3.
Untuk distribusi simetris dari sekelompok angka, ketiga pengukuran tendensi sentral ini semuanya sama. Untuk distribusi grup angka tak simetris, bisa berbeda.
Tips  Ketika Anda menghitung rata-rata sel, ingatlah perbedaan antara sel kosong dan sel yang berisi nilai nol, khususnya jika Anda telah mengosongkan kotak centang Perlihatkan nilai nol di sel yang memiliki nilai nol dalam kotak dialog Opsi Excel dalam aplikasi desktop Excel. Ketika opsi ini dipilih, sel-sel kosong tidak dihitung, tetapi nilai nol dihitung.
Untuk menemukan kotak centang Perlihatkan nilai nol di sel yang memiliki nilai nol:
  • Pada tab File, klik Opsi, lalu, dalam kategori Tingkat Lanjut, lihat di bawah Tampilkan opsi untuk lembar kerja ini.

Contoh

Salin contoh data di dalam tabel berikut ini dan tempel ke dalam sel A lembar kerja Excel yang baru. Agar rumus menunjukkan hasil, pilih datanya, tekan F2, lalu tekan Enter. Jika perlu, Anda bisa menyesuaikan lebar kolom untuk melihat semua data.
Data
10 15 32
7
9
27
2
Rumus Deskripsi Hasil
=AVERAGE(A2:A6) Rata-rata angka dalam sel A2 hingga A6. 11
=AVERAGE(A2:A6, 5) Rata-rata angka dalam sel A2 hingga A6 dan angka 5. 10
=AVERAGE(A2:C2) Rata-rata angka dalam sel A2 hingga C2. 1,9